ALL ABOUT ELECTRIC VEHICLE INOVATION

Mobil Listrik, Sepeda Motor Listrik, Sepeda listrik Ebike

ALL EBIKE INOVATION

DIY ebike kits konversi

BOGI POWER MOTOR BIKE

SUPER POWER MOTOR HUB, 48V 3000W

OPTIMIST E BIKE

48V 1500W, REAR HUB BLDC MOTOR

C ONE E-BIKE

With BLDC EBIKE KITS KONVERSI

BOGI POWER CAR

With Natural view

SATELIT TV MODIFICATION

All different tips n trik about satelites TV

ALL ABOUT ELECTRIC INOVATION

With Unlimite Creativited

E-bike

Sepeda Listrik Kits konversi

Sabtu, 16 November 2013

CARA MEMBAWA TEMAN PEMULA MENDAKI GUNUNG


CARA MEMBAWA TEMAN PEMULA MENDAKI GUNUNG


              Mendaki gunung adalah sebuah kegiatan yang tidak mudah untuk sembarang orang, bahkan tidak sedikit pula para orang-orang yang masih pemula mengalami kecelakaan di gunung. Dari kecelakaan hal kecil seperti kaki pegel-pegel, kram, sakit, kedinginan yg luar biasa, hingga tersesat di alam liar. Posting kali ini mungkin sedikit aneh judulnya, tapi kalau tips2 mendaki gunung untuk pemula sudah banyak yang mempublish. Maka dari itu, electricisart.blogspot.com mengulas dari sisi lain yaitu bagaimana cara membawa teman2 yang masih pemula ke gunung.



1.    Perhatikan kondisi cuaca untuk mendaki
         Pemilihan cuaca adalah faktor utama dalam pendakian. Pendakian gunung dengan membawa pemula, musim kering/kemarau adalah pilihan yang tepat. Hindari cuaca hujan deras, karena hujan deras di gunung lebih berpotensi badai dan hal ini akan membuat kaget para pemula yang baru pertama kali mengunjungi gunung. Seandainya kondisi musim adalah hujan gerimis tidak masalah kalau membawa pemula ke gunung, namun perlengkapan antisipasinya harus lengkap, seperti baju ganti, kanebo, flysheet, dan kalau bisa ada semacam dryer portable.  (ini ngak ada yang jual tapi bisa membuat sendiri dari fan 5V serta elemen pemanas yang dipanasin dari kompor mini) kapan2 ane bahas cara membuat dryer portable untuk pecinta alam.


cuaca di musim kemarau

2.    Ketahui kondisi teman-teman yang dibawa
         Kondisi yang perlu diketahui meliputi kondisi fisik, tingkat kecapaian, kemampuan berjalan, daya tahan terhadap dingin, serta niat mereka datang ke gunung, bahkan juga kalau kita mengajak cewek ke gunung kita harus tau tingkat rempongnya seberapa besar. Sebelum melakukan pendakian kita juga harus tau persepsi teman2 pemula itu seperti apa, alangkah baiknya lakukanlah teknikal meeting terlebih dahulu sebelum pendakian agar para pemula mendapat gambaran-gambaran tentang mendaki gunung. Biasanya para pemula berpersepsi kalau mendaki gunung itu harus malam hari dan sampai puncak pagi hari, padahal hal itu hanya berlaku untuk yang sudah profesional. Para pemula biasanya memiliki niat mendaki gunung untuk mencari pengalaman dan mencari pemandangan yang bagus untuk foto-foto. Jadi kita harus menyesuaikan agar harapan mereka tercapai.

3.    Tentukan rundown timeline pendakian
         Timeline waktu pendakian di gunung untuk pemula adalah 1,5 kali waktu normal, jadi apabila waktu normal perjalanan 2 jam maka untuk pemula alokasikan (2 x 1,5) = 3 jam. Berikan waktu istirahat dan waktu nge-camp yang cukup lama, karena untuk pemula tingkat recover energy tidak secepat seorang yang sudah biasa mendaki gunung. Untuk gunung yang pada umumnya 1X nge-camp seperti gunung merbabu, merapi, sindoro, lawu, dll maka rundown acaranya adalah:

ü  mulai mendaki  jam 1 siang (rata-rata perjalanan 4 jam)
alangkah baiknya semakin awal semakin baik, karena akan lebih membuat santai perjalanan serta supaya sampai di camp area sebelum gelap.
ü  sampai di camp area skitar jam 5 sore atau magrib
ü  istirahat & makan malam
ü  jam tidur se-awal mungkin. Semakin awal maka akan memberikan durasi waktu istirahat yang lebih lama. Hal ini sebagai recover energy untuk menghadapi summitt attack.
ü  summit attack jam 00.00 (tergantung jarak ke puncaknya, tapi alokasi waktu tetap 1,5X waktu normal)
         ketika akan memulai summit attack biasanya para pemula akan terasa berat beranjak keluar dari tenda, keluar dari sleeping bag saja mungkin juga susah. Bagi yang baru kenal gunung cenderung kurang bersahabat dengan dinginnya suhu di gunung. Maka dari itu, api unggun dan minyak tanah/solar sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. Apabila kondisi camp area terdapat ranting2 cukup mudah membuat api unggun, namun apabila kondisi ranting2 basah habis diguyur hujan atau di camp area tidak ada ranting maka untuk membuat api unggun bisa memanfaatkan sampah-sampah yang kita bawa, atau sampah2 plastik yang ada di area camp, seperti bungkus mi instan yang ditinggalkan pendaki sebelumnya yg tidak bertanggung jawab atas kebersihan gunung. Ajak para teman-teman untuk mendekat ke api hal ini akan memberikan energy kalor untuk beradaptasi dengan dinginnya gunung.
         Dalam melakukan summit attack teman2 pemula tidak membawa tas carrier, namun kita tetap membawa carier yang diisi peralatan-peralatan,  juga membawa sleeping bag dan obat-obatan untuk antisipasi apabila ada yang mengalami hipotermia atau kecelakaan di gunung lainnya.
Dalam perjalanan dini hari pastikan semua anggota rombongan dalam kondisi yang fokus serta tidak ada yang melamun untuk menghindari halusinasi dan hal yang aneh2, karena dalam waktu dini hari hingga menjelang subuh interaksi makhluk2 gaib di gunung intensitasnya lebih tinggi.

ü  Berikan kebebasan foto-foto sepuasnya di puncak namun jangan biarkan teman-teman beranjak ke area-area yang berbahaya seperti tepian jurang, bibir kawah, dll.

ü  turun dari puncak maksimal jam 7.30 pagi, karena apabila molor waktu istirahat di camp area semakin singkat
ü  turun ke camp area (skitar 2 sampai 3 jam). Biarkanlah teman-teman turun dengan santai sambil foto-foto. Terkadang speed turun mereka seperti keong tapi memang kita harus sabar. Karena kalau dipaksakan untuk melangkah cepat akan lebih berisiko cedera kaki.

ü  istirahat, makan & tidur siang (2 sampai 3 jam) pada waktu inilah proses recover energy paling efisien. Jangan mencoba mengajak teman yang pemula untuk langsung turun tanpa istirahat terlebih dahulu di camp area, potensi cedera kaki untuk pemula lebih riskan apabila turun gunung dari puncak langsung sampai bawah. Lebih baik istirahat yang cukup terlebih dahulu lalu melanjutkan perjalanan turun dalam kondisi yang refresh. Lalu yang berikutnya usahakan baju luar yang dipakai untuk turun berbeda dari yang digunakan di hari sebelumnya, karena debu-debu, kotoran, atau basahan air yang lembab akan membuat kesan kusut dan itu akan memsugesti pikiran dan tubuh terasa capek dan lemas, tapi kalau menggunakan baju luaran yang masih bersih maka akan memberikan sensasi refresh dan segar. 

            Nah kalau untuk gunung yang lebih dari 1X ngecamp seperti semeru tinggal        menyesuaikan saja. Atau gunung dengan jarak yang cukup jauh seperti      gunung sumbing dan gunung slamet juga menyesuaikan saja.

4.    Tentukan barang-barang yang akan dibawa
         Menentukan barang bawaan adalah faktor penting dalam mendaki gunung, namun barang yang lengkap belum tentu tepat untuk pendaki pemula. Banyak pendaki pemula mengeluh karena tas cariernya terasa berat sekali. Maka dari itu jangan berikan kewajiban untuk membawa barang yang berat-berat untuk pemula. Apabila di gunung itu terdapat mata air maka jumlah air yang dibawa cukup 3 buah botol ukuran 600ml saja, namun apabila di gunung tidak ada mata air maka membawa 1 botol 1500ml dan 2 buah 600ml. Lalu kurangnnya dibawakan oleh kita atau teman lainnya yang sudah berpengalaman. Barang pokok yang wajib dibawa cukup matras dan sleeping bag selebihnya adalah barang pribadi mereka.

5.    Teknik mendaki
         Teknik mendapi untuk yang baru pertama kali mendaki gunung cukup mudah. Gunakan teknik 75% kecepatan dan melangkah. Artinya berikan saran untuk teman-teman agar memperpendek langkahnya, maksimal 75% dari langkah normal, serta speed atau kecepatan juga lebih pelan, maks 75% kecepatan normal. Segera beri teguran apabila ada salah satu yang  berjalan lebih cepat daripada yang disarankan. Karena beberapa pendaki pemula yang langsung menggunakan kecepatan saat mendaki cenderung akan langsung habis staminanya, dan membutuhkan waktu istirahat lebih lama hal ini justru akan memperlama waktu pendakian.
         Pakaian. Banyak pendaki pemula yang beranggapan di gunung itu dingin dan harus memakai jaket tebal, kaos tangan, kaos kaki, padahal kenyataannya ketika melakukan pendakian pada siang hari suhu udara tidak terlalu dingin, jadi alangkah baiknya di hari pertama pendakian jangan mengenakan jaket dan penghangat lainnya. Hal ini juga untuk antisipasi jaket agar tidak lekas kotor atau basah.
         Foto-foto. Hal ini sepele namun bisa menghambat proses pendakian. Karena foto-foto kita dalam kondisi berhenti namun tidak tergolong istirahat sehingga tidak terjadi recovery energy. Terkadang bagi yang baru pertamakali mengunjungi gunung baru lihat kebun loncang dan kol akan langsung pengin foto-foto, saat baru saja melihat pemandangan pohon2 cemara gunung juga langsung pengin narsis, terkadang agak susah juga memberikan teguran untuk sabar yang foto2. Solusinya adalah di hari pertama pendakian tempatkanlah kamera di dalam tas carrier yang susah untuk diambil.
         Menentukan waktu istirahat yang tepat. Jangan menunggu salah satu seorang dari rombongan untuk meminta break, biasanya para pemula merasa gengsi untuk meminta break. Namun disinilah kita harus peka terhadap teman-teman yang kita bawa, instruksikan waktu untuk istirahat apabila ada salah satu teman yang terlihat mulai kelelahan. Biasanya untuk pemula 30--40 menit jalan dan 5 menit istirahat (tergantung kemiringan jalan, kecepatan jalan dan medannya). Usahakan jangan sampai ada yang kram. Apabila ada yang kram maka lakukanlah pertolongan dengan merelaksasi / peregangan otot yang kram. Biasanya mendaki gunung kram di bagian kaki, untuk kram kaki dorong jari2 kaki kearah lutut dalam posisi kaki lurus, pijat dan urut bagian betis dari bawah ke atas. Berikan waktu istirahat yang lama apabila sudah terlanjur ada yang kram, karena kram adalah indikasi terjadinya kecapaian yang melebihi batas kemampuannya.

6.    Teknik turun gunung
         Sebelum meninggalkan camp area, teknik packing adalah faktor yang penting juga. Biasanya para pemula dalam packing terlalu terburu-buru sehingga banya barang yang tertukar masuk tas carier dan ada juga yang tertinggal, efeknya nanti kalau sudah sampai di rumah pada bingung nyari-barang-barangnya. Teknik packing yang bener adalah satu persatu dari setiap orang, semua anggota tim fokus membantu 1 orang untuk packing, kalau sudah slesai baru gantian orang kedua yang dibantu, begitu seterusnya sampai yang trakhir membatu packing tenda. Dengan hal ini akan meminimalisir barang yang tertinggal di gunung ataupun tertukar masuk carrier.
         Untuk turun gunung berikan waktu 1 hingga 1,2 kali waktu normal, jadi bukan lagi 1,5X. Di hari kedua di gunung kadar eritrosit sel darah merah seseorang pasti sudah naik, hal ini bisa nampak dalam muka yang kelihatan lebih merah, lebih lagi kalau cewek bisa terlihat makin cute. Eritrosit yang lebih banyak akan membuat hemoglobin yang lebih banyak pula, dengan kadar HB yang lebih banyak maka kemampuan darah mengikat oksigen (VO2 maks) lebih maksimal. Jadi kesimpulannya di hari kedua tingkat ketahanan terhadap capek lebih kuat. Tapi tentunya harus didukung dengan istirahat yang lama dan makan yang kenyang di camp area hari kedua.


         Teknik melangkah untuk turun. 15 menit pertama instruksikan untuk melangkah dengan normal, selanjutnya instruksikan untuk tidak terlalu banyak nge-rem ketika melangkah turun. Biasanya para pemula dalam menuruni gunung dengan cara satu langkah rem satu langkah rem alias tiap langkah adalah nge-rem. Kalau 1000 langkah nge-rem bisa jebol deh dengkulnya. Langkah yang benar adalah di-loss kan pada tiap langkah turunnya dan nge-rem di cekpoin-cekpoin yang tepat (seperti tempat datar, atau pohon bwt pegangan), nge-rem tidak harus menggunakan kaki tapi terkadang juga bisa menggunakan tangan yang berpegangan pada pohon atau batang. Apabila teknik ini lancar digunakan maka perjalanan turun gunung akan terkesan seolah berlari pelan dan lama-kelamaan ketika sudah nyaman akan menjadi berlari menuruni gunung. Hal ini tidak akan membuat capek karena VO2 maks sudah meningkat.  Pengalaman di gunung merbabu jalur wekas, para cewek2 pemula menggunakan cara ini dari pos 2 ke basecamp hanya butuh waktu 1 jam 35 menit.
         Tes indikasi capek dan sakit kaki ketika turun gunung. Terkadang sulit dibedakan antara sakit kaki dan capek, ada yang ngakunya sakit ternyata dia itu capek, ada juga yang sebaliknya. Tesnya adalah melompat. Apabila seorang masih mampu untuk melompat maka dia belum capek, jadi apabila mengeluh kakinya sakit itu artinya beneran sakit kaki. Tapi kalau dia tidak memiliki energy untuk melompat maka ia indikasi hambatannya adalah tidak memiliki energy dan stamina. Solusinya adalah berikan makanan yang manis2 untuk teman yang capek dan berikan pengobatan kepada yang sakit.
          
7.    Koordinasi semua teman yang dibawa
Kesolidan tim adalah faktor berikutnya yang penting. Jangan sampai terjadi perselisihan diantara anggota rombongan. Untuk mencegahnya adalah jangan biarkan keluhan-keluhan yang muncul menjadi berkembang. Keluhan biasanya muncul ketika pendakian, berawal dari mengeluh tas cariernya berat, keluhan capek, keluhan masih jauh, dll. Di posisi kita yang lebih berpengalaman harus bisa mengkordinasikan kondisi teman2 agar proses pendakian tetap kondusif.


Yup itulah tadi beberapa ulsan-ulasan bagaimana cara membawa teman yang pemula mendaki gunung. Indikator keberhasilannya adalah apabila teman2 merasa puas dan ketagihan pengin mengajak kita lagi mendaki gunung itu artinya kita sudah berhasil membimbing teman-teman pemula mendaki gunung.

Salam pecinta alam.