CARA
MEMBAWA TEMAN PEMULA MENDAKI GUNUNG
Mendaki gunung adalah sebuah
kegiatan yang tidak mudah untuk sembarang orang, bahkan tidak sedikit pula para
orang-orang yang masih pemula mengalami kecelakaan di gunung. Dari kecelakaan
hal kecil seperti kaki pegel-pegel, kram, sakit, kedinginan yg luar biasa,
hingga tersesat di alam liar. Posting kali ini mungkin sedikit aneh judulnya,
tapi kalau tips2 mendaki gunung untuk pemula sudah banyak yang mempublish. Maka
dari itu, electricisart.blogspot.com mengulas dari sisi lain yaitu bagaimana
cara membawa teman2 yang masih pemula ke gunung.
1. Perhatikan
kondisi cuaca untuk mendaki
Pemilihan cuaca adalah faktor utama dalam pendakian. Pendakian
gunung dengan membawa pemula, musim kering/kemarau adalah pilihan yang tepat.
Hindari cuaca hujan deras, karena hujan deras di gunung lebih berpotensi badai
dan hal ini akan membuat kaget para pemula yang baru pertama kali mengunjungi
gunung. Seandainya kondisi musim adalah hujan gerimis tidak masalah kalau
membawa pemula ke gunung, namun perlengkapan antisipasinya harus lengkap,
seperti baju ganti, kanebo, flysheet, dan kalau bisa ada semacam dryer
portable. (ini ngak ada yang jual tapi
bisa membuat sendiri dari fan 5V serta elemen pemanas yang dipanasin dari
kompor mini) kapan2 ane bahas cara membuat dryer portable untuk pecinta alam.
cuaca di musim kemarau
2. Ketahui
kondisi teman-teman yang dibawa
Kondisi yang perlu diketahui meliputi kondisi fisik, tingkat
kecapaian, kemampuan berjalan, daya tahan terhadap dingin, serta niat mereka
datang ke gunung, bahkan juga kalau kita mengajak cewek ke gunung kita harus
tau tingkat rempongnya seberapa besar. Sebelum melakukan pendakian kita juga
harus tau persepsi teman2 pemula itu seperti apa, alangkah baiknya lakukanlah
teknikal meeting terlebih dahulu sebelum pendakian agar para pemula mendapat
gambaran-gambaran tentang mendaki gunung. Biasanya para pemula berpersepsi
kalau mendaki gunung itu harus malam hari dan sampai puncak pagi hari, padahal
hal itu hanya berlaku untuk yang sudah profesional. Para pemula biasanya
memiliki niat mendaki gunung untuk mencari pengalaman dan mencari pemandangan
yang bagus untuk foto-foto. Jadi kita harus menyesuaikan agar harapan mereka
tercapai.
3. Tentukan
rundown timeline pendakian
Timeline waktu pendakian di gunung untuk pemula adalah 1,5
kali waktu normal, jadi apabila waktu normal perjalanan 2 jam maka untuk pemula
alokasikan (2 x 1,5) = 3 jam. Berikan waktu istirahat dan waktu nge-camp yang
cukup lama, karena untuk pemula tingkat recover energy tidak secepat seorang
yang sudah biasa mendaki gunung. Untuk gunung yang pada umumnya 1X nge-camp seperti
gunung merbabu, merapi, sindoro, lawu, dll maka rundown acaranya adalah:
ü mulai
mendaki jam 1 siang (rata-rata
perjalanan 4 jam)
alangkah baiknya semakin
awal semakin baik, karena akan lebih membuat santai perjalanan serta supaya
sampai di camp area sebelum gelap.
ü sampai
di camp area skitar jam 5 sore atau magrib
ü istirahat
& makan malam
ü jam tidur
se-awal mungkin. Semakin awal maka akan memberikan durasi waktu istirahat yang
lebih lama. Hal ini sebagai recover energy untuk menghadapi summitt attack.
ü summit
attack jam 00.00 (tergantung jarak ke puncaknya, tapi alokasi waktu tetap 1,5X
waktu normal)
ketika akan memulai summit attack biasanya para pemula akan
terasa berat beranjak keluar dari tenda, keluar dari sleeping bag saja mungkin
juga susah. Bagi yang baru kenal gunung cenderung kurang bersahabat dengan
dinginnya suhu di gunung. Maka dari itu, api unggun dan minyak tanah/solar
sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. Apabila kondisi camp area terdapat ranting2
cukup mudah membuat api unggun, namun apabila kondisi ranting2 basah habis
diguyur hujan atau di camp area tidak ada ranting maka untuk membuat api unggun
bisa memanfaatkan sampah-sampah yang kita bawa, atau sampah2 plastik yang ada
di area camp, seperti bungkus mi instan yang ditinggalkan pendaki sebelumnya yg
tidak bertanggung jawab atas kebersihan gunung. Ajak para teman-teman untuk
mendekat ke api hal ini akan memberikan energy kalor untuk beradaptasi dengan
dinginnya gunung.
Dalam melakukan summit attack teman2 pemula tidak membawa
tas carrier, namun kita tetap membawa carier yang diisi
peralatan-peralatan, juga membawa
sleeping bag dan obat-obatan untuk antisipasi apabila ada yang mengalami
hipotermia atau kecelakaan di gunung lainnya.
Dalam perjalanan dini hari
pastikan semua anggota rombongan dalam kondisi yang fokus serta tidak ada yang
melamun untuk menghindari halusinasi dan hal yang aneh2, karena dalam waktu
dini hari hingga menjelang subuh interaksi makhluk2 gaib di gunung
intensitasnya lebih tinggi.
ü Berikan
kebebasan foto-foto sepuasnya di puncak namun jangan biarkan teman-teman
beranjak ke area-area yang berbahaya seperti tepian jurang, bibir kawah, dll.
ü turun
dari puncak maksimal jam 7.30 pagi, karena apabila molor waktu istirahat di
camp area semakin singkat
ü turun
ke camp area (skitar 2 sampai 3 jam). Biarkanlah teman-teman turun dengan
santai sambil foto-foto. Terkadang speed turun mereka seperti keong tapi memang
kita harus sabar. Karena kalau dipaksakan untuk melangkah cepat akan lebih
berisiko cedera kaki.
ü istirahat,
makan & tidur siang (2 sampai 3 jam) pada waktu inilah proses recover
energy paling efisien. Jangan mencoba mengajak teman yang pemula untuk langsung
turun tanpa istirahat terlebih dahulu di camp area, potensi cedera kaki untuk
pemula lebih riskan apabila turun gunung dari puncak langsung sampai bawah.
Lebih baik istirahat yang cukup terlebih dahulu lalu melanjutkan perjalanan
turun dalam kondisi yang refresh. Lalu yang berikutnya usahakan baju luar yang
dipakai untuk turun berbeda dari yang digunakan di hari sebelumnya, karena
debu-debu, kotoran, atau basahan air yang lembab akan membuat kesan kusut dan
itu akan memsugesti pikiran dan tubuh terasa capek dan lemas, tapi kalau
menggunakan baju luaran yang masih bersih maka akan memberikan sensasi refresh
dan segar.
Nah kalau untuk gunung yang lebih
dari 1X ngecamp seperti semeru tinggal menyesuaikan
saja. Atau gunung dengan jarak yang cukup jauh seperti gunung sumbing dan gunung slamet juga menyesuaikan saja.
4. Tentukan
barang-barang yang akan dibawa
Menentukan barang bawaan adalah faktor penting dalam mendaki
gunung, namun barang yang lengkap belum tentu tepat untuk pendaki pemula.
Banyak pendaki pemula mengeluh karena tas cariernya terasa berat sekali. Maka
dari itu jangan berikan kewajiban untuk membawa barang yang berat-berat untuk
pemula. Apabila di gunung itu terdapat mata air maka jumlah air yang dibawa
cukup 3 buah botol ukuran 600ml saja, namun apabila di gunung tidak ada mata
air maka membawa 1 botol 1500ml dan 2 buah 600ml. Lalu kurangnnya dibawakan oleh
kita atau teman lainnya yang sudah berpengalaman. Barang pokok yang wajib
dibawa cukup matras dan sleeping bag selebihnya adalah barang pribadi mereka.
5. Teknik
mendaki
Teknik mendapi untuk yang baru pertama kali mendaki gunung
cukup mudah. Gunakan teknik 75% kecepatan dan melangkah. Artinya berikan saran
untuk teman-teman agar memperpendek langkahnya, maksimal 75% dari langkah
normal, serta speed atau kecepatan juga lebih pelan, maks 75% kecepatan normal.
Segera beri teguran apabila ada salah satu yang
berjalan lebih cepat daripada yang disarankan. Karena beberapa pendaki
pemula yang langsung menggunakan kecepatan saat mendaki cenderung akan langsung
habis staminanya, dan membutuhkan waktu istirahat lebih lama hal ini justru
akan memperlama waktu pendakian.
Pakaian. Banyak pendaki pemula yang beranggapan di gunung
itu dingin dan harus memakai jaket tebal, kaos tangan, kaos kaki, padahal
kenyataannya ketika melakukan pendakian pada siang hari suhu udara tidak
terlalu dingin, jadi alangkah baiknya di hari pertama pendakian jangan
mengenakan jaket dan penghangat lainnya. Hal ini juga untuk antisipasi jaket
agar tidak lekas kotor atau basah.
Foto-foto. Hal ini sepele namun bisa menghambat proses
pendakian. Karena foto-foto kita dalam kondisi berhenti namun tidak tergolong
istirahat sehingga tidak terjadi recovery energy. Terkadang bagi yang baru
pertamakali mengunjungi gunung baru lihat kebun loncang dan kol akan langsung
pengin foto-foto, saat baru saja melihat pemandangan pohon2 cemara gunung juga
langsung pengin narsis, terkadang agak susah juga memberikan teguran untuk
sabar yang foto2. Solusinya adalah di hari pertama pendakian tempatkanlah
kamera di dalam tas carrier yang susah untuk diambil.
Menentukan waktu istirahat yang tepat. Jangan menunggu salah
satu seorang dari rombongan untuk meminta break, biasanya para pemula merasa
gengsi untuk meminta break. Namun disinilah kita harus peka terhadap
teman-teman yang kita bawa, instruksikan waktu untuk istirahat apabila ada
salah satu teman yang terlihat mulai kelelahan. Biasanya untuk pemula 30--40
menit jalan dan 5 menit istirahat (tergantung kemiringan jalan, kecepatan jalan
dan medannya). Usahakan jangan sampai ada yang kram. Apabila ada yang kram maka
lakukanlah pertolongan dengan merelaksasi / peregangan otot yang kram. Biasanya
mendaki gunung kram di bagian kaki, untuk kram kaki dorong jari2 kaki kearah
lutut dalam posisi kaki lurus, pijat dan urut bagian betis dari bawah ke atas.
Berikan waktu istirahat yang lama apabila sudah terlanjur ada yang kram, karena
kram adalah indikasi terjadinya kecapaian yang melebihi batas kemampuannya.
6. Teknik
turun gunung
Sebelum meninggalkan camp area, teknik packing adalah faktor
yang penting juga. Biasanya para pemula dalam packing terlalu terburu-buru
sehingga banya barang yang tertukar masuk tas carier dan ada juga yang
tertinggal, efeknya nanti kalau sudah sampai di rumah pada bingung
nyari-barang-barangnya. Teknik packing yang bener adalah satu persatu dari
setiap orang, semua anggota tim fokus membantu 1 orang untuk packing, kalau
sudah slesai baru gantian orang kedua yang dibantu, begitu seterusnya sampai
yang trakhir membatu packing tenda. Dengan hal ini akan meminimalisir barang
yang tertinggal di gunung ataupun tertukar masuk carrier.
Untuk turun gunung berikan waktu 1 hingga 1,2 kali waktu
normal, jadi bukan lagi 1,5X. Di hari kedua di gunung kadar eritrosit sel darah
merah seseorang pasti sudah naik, hal ini bisa nampak dalam muka yang kelihatan
lebih merah, lebih lagi kalau cewek bisa terlihat makin cute. Eritrosit yang
lebih banyak akan membuat hemoglobin yang lebih banyak pula, dengan kadar HB
yang lebih banyak maka kemampuan darah mengikat oksigen (VO2 maks) lebih
maksimal. Jadi kesimpulannya di hari kedua tingkat ketahanan terhadap capek
lebih kuat. Tapi tentunya harus didukung dengan istirahat yang lama dan makan
yang kenyang di camp area hari kedua.
Teknik melangkah untuk turun. 15 menit pertama instruksikan
untuk melangkah dengan normal, selanjutnya instruksikan untuk tidak terlalu
banyak nge-rem ketika melangkah turun. Biasanya para pemula dalam menuruni
gunung dengan cara satu langkah rem satu langkah rem alias tiap langkah adalah
nge-rem. Kalau 1000 langkah nge-rem bisa jebol deh dengkulnya. Langkah yang
benar adalah di-loss kan pada tiap langkah turunnya dan nge-rem di cekpoin-cekpoin
yang tepat (seperti tempat datar, atau pohon bwt pegangan), nge-rem tidak harus
menggunakan kaki tapi terkadang juga bisa menggunakan tangan yang berpegangan
pada pohon atau batang. Apabila teknik ini lancar digunakan maka perjalanan
turun gunung akan terkesan seolah berlari pelan dan lama-kelamaan ketika sudah
nyaman akan menjadi berlari menuruni gunung. Hal ini tidak akan membuat capek
karena VO2 maks sudah meningkat. Pengalaman
di gunung merbabu jalur wekas, para cewek2 pemula menggunakan cara ini dari pos
2 ke basecamp hanya butuh waktu 1 jam 35 menit.
Tes indikasi capek dan sakit kaki ketika turun gunung.
Terkadang sulit dibedakan antara sakit kaki dan capek, ada yang ngakunya sakit
ternyata dia itu capek, ada juga yang sebaliknya. Tesnya adalah melompat.
Apabila seorang masih mampu untuk melompat maka dia belum capek, jadi apabila
mengeluh kakinya sakit itu artinya beneran sakit kaki. Tapi kalau dia tidak
memiliki energy untuk melompat maka ia indikasi hambatannya adalah tidak
memiliki energy dan stamina. Solusinya adalah berikan makanan yang manis2 untuk
teman yang capek dan berikan pengobatan kepada yang sakit.
7. Koordinasi
semua teman yang dibawa
Kesolidan tim adalah faktor
berikutnya yang penting. Jangan sampai terjadi perselisihan diantara anggota
rombongan. Untuk mencegahnya adalah jangan biarkan keluhan-keluhan yang muncul
menjadi berkembang. Keluhan biasanya muncul ketika pendakian, berawal dari
mengeluh tas cariernya berat, keluhan capek, keluhan masih jauh, dll. Di posisi
kita yang lebih berpengalaman harus bisa mengkordinasikan kondisi teman2 agar
proses pendakian tetap kondusif.
Yup itulah tadi beberapa
ulsan-ulasan bagaimana cara membawa teman yang pemula mendaki gunung. Indikator
keberhasilannya adalah apabila teman2 merasa puas dan ketagihan pengin mengajak
kita lagi mendaki gunung itu artinya kita sudah berhasil membimbing teman-teman
pemula mendaki gunung.
Salam pecinta alam.
Wah sangat bermanfaat sekali bang
BalasHapuskeren banget
BalasHapus