Membuat Sepeda Listrik Berkecepatan tinggi
Setelah berkutat sejak tahun 2009 memikirkan akan mobil litrik dan mobil listrik sampai penghujung tahun 2011. Terlintas dalam pikiran untuk beralih ke bagian yang paling sederhana dan lebih murah. Timbul sebuah pertanyaan “kenapa sih sepda litrik yang ada saat ni kok kualitasnya gitu-gitu aja yang ada di Indonesia ini?. Sehingga tidak di lirik oleh sebagain besar masyarakat Indonesia? ( untuk dataran tinggi saya rasa wajar gak kuat nanjak, klo di dataran datar/rendah kenapa peminatnya masih sedikit?”. Dari situ mulai berangan angan sebuah ide yang bakalan buang-buang dana klo gagal, klo berhasil juga Cuma
bisa bangga dikalangan orang-orang pecinta sepeda listrik dan kaum exsperimenter.he…
Mulai dari situ diawali dengan brosing di internet untuk pengetahu sepeda listrik yang ada di pasaran Indonesia, blog sepeda listrik seterta group tetang sepeda listrik samapai pada vendor dari sepeda listrik tersebut. Melihat harga yang ditawarkan berkisar 3jt-an sampai 4 jt-an yang berpedal alias berbentuk sepeda dan 4jt-an sampai 7jt-an untuk yang berbentuk sepeda motor. Kurang puas dengan hasil browsing yang bias Cuma melihat gambar tulisan dan video, maka langsung turun kelapangan melihat kenyataannya di toko sepeda, wah ternyata kurang berkualiatas komponen yang terpasang mulai casis dri besi, group set tidak bermerk, rem dari karet yah bias di bilang BS lah.hohoho… (yap antes aja pembeli yang baru beli 2 thun udah pada rusak.)
Dalam ide memikirkan sebuah sepeda listrik yang bener-bener berkualitas untuk premium di kelasnya. Yang pertama adalah memilih sepeda yang akan digunakan dan nantinya digunakan untuk di modif jadi kendaraan listrik. Dari pada beli masih inget klo di rumah masih punya sepeda bagus type balap dan MTB sisa sisa dari perjuang PRAPON, PON Dulangmas, dan PON tahun 2007. Setidaknya itu sepeda baguslah mesti gak menang saat itu. Mau yang di pakai sepda balap? Hmmm… eman-eman casis carbon semua susah ngelasnya. Lalu MTB? Casis aluminium… gak masalah ngelasnya, ya udah pkai MTBnya aja. Langsung sepeda di bawa kejogja untuk dilakukan penggarapan.
Untuk casis utama udah didapat sepeda MTB dengan kualiatas lebih bagus dari frame sepeda listrik pasaran. Sekarang berfikir Motor listriknya mau pke apa ya.. dari brosing rata-rata sepeda listrik motor listriknya kecil-kecil otomatis wattnya kecil juga. Banyak juga sih yang menawarkan e-bike conversion kit dengan harga 3jt-an tinggal pasang. Tapi pengen yang sussah (klo ada yang susah kenapa pilih yang mudah)hehehe sama ogah keluar duit juga masalahnya. Ide kreatif muncul (kere aktif) motor ambil dari mobil listrik bogi power car dari kemampuan dah dijamin (klo di mobil, klo di sepeda belum tahu). Dinamo udah, sekarang controller mau pakai yang 72 volt atau 48 volt. Klo 72 volt ya butuh aki sejumlah 6, klo 48 butuh aku 12v itu 4, jelas pilih 48volt aja kontrollernya dan ambil dari mobil listrik lagi aja. Toh mobil masih bias jalan klo Cuma diambil dinamonya 1, kan semuanya ada 4. Controller yang dipakai yang 1500Watt aja gak usah yang gede gede tar boros listrik.
Gambar. Controller 1500W 48Volt
Gambar. Pasang kontroller
Gambar. Dinamo penggerak
Dinamo dan controller sudah ada tinggal pasang pada sepeda. Untuk lebih mudahnya pasang di roda depan aja sehingga pernggerak roda depan. It’s oke buat dudukan kan pada fork depan dengan melabarkan 20cm. 20 cm itu lebih lebar dari forknya sepeda motor. Model dibuat on wheel maka motor dijadikan HUB dengan jeruji di kombinasikan dengan jeruji. Oleh karena tidak punya velg sepda, terpasa beli baru buatan alexrim.com. masalahpun timbul dari sisni. Ternyata tak semudah yang dibayangkan tinggal pasang motor jadi HUB terus kasih ruji, ternyata pemasangan jeruji pun udah muter-muter keseluruh tukang jeruji tidak ada yang sanggup dengan pola jerujinya. Akhirnya harus digarap sendiri dengan kesabran dan mencari inspirasi ola jeruji. Akhirnya di dapat pola setelah 4 jam umit-umit dengan jeruji diperoleh pola searah, dan jeruji untuk velg 20” tapi di pasang di ring 26” MTB.
Gambar. Pelebaran fork depan dengan cara di las (paki besi aja dulu yang murah)
Saatnya dipasang pada sepeda, plek-plek-plek baut sana, baut sini potong sana potong sini dan Las dalam 3 hari. Ini sudah jadi tapi belum bias jalan, kan belum ada akinya. Membandingkan macfam-macam aki yang ada dan say tahu. Aki bash yang dipaki sepeda motor = harga murah yang 10Ah Cuma 180rb butuhnya 4 buah Cuma 500an bias nempuh jarak 20 Km an lah soale beratnya aki gak ketulungan. Aki kering UPS 7Ah harga 140rb klo 4 buah 460rb jarak tempuh juga 20-30km an dengan berat lebih ringan
Pilihan ketiga mau pakai baterai yag biasa digunakan sepeda litrik 12v 12Ah harga 340rb klo beli 4 buah jadi 1200rb bias nempuh jarak 30-40Km an. Dari semua battery itu koknya masalahnya berat berat mua sihhh ini yang bikin susah lari sepedanya. Mualai melirik pada battery laptop ACER ku ambil battery paknya kulihat terlutilkan 11,1 Volt 4400mAh 6 cell wow segede genggaman tangan dan berat kurang dari 1 Kg. dah pakai battery laptop aja sepeda listriknya. Ambil obeng dan mulai mencongkel tepat batterainya untuk mendapatkan cell dari baterai sehingga didapat tipe bateray dengan kode Lithium 18650. Lalu di Indonesia beli dimana baterai kayak gini?. Nyalakan computer brosing caring di internet yang jual kebanyakan dari china, tipe 18650 tiap sell nya adalah 3,7 volt seperti bateray hape. Belinya minimal sebuah klo di luar negeri. Ya udah beli dari china sebanyak 70 buah kirim ke Indonesia.
Gambar. Isi susunan battery laptop 6 cell Gambar. Beli Battery baru 18650 3800mAh.
Begitu mendapatkan bateray mau nyusunya bingung karena dan ternyata di solderpun gak bisa (tenol gak mau nempel). Mengapa gak minta penjualnya untuk menyusunkan sekalian weldingnya. Tetep gak mau nyerah soalnya udah dibeli ni baterai, akhirnya pakai mesin washer welder aja yang ada di kantor (sebenarnya ini penyalah gunaan alat sebab alat spot battery itu ada sendiri dan nyatanya dari 70 baterai yang rusak 4 buah say uji coba pertama, yang nyetel kegedean. Battery disusun seri sebanyak 14 buah sehingga 3,7 Volt X 14 = 51,8 volt dan pararel 5 buah sehingga 3800mAH X 5 = 19Ah itu secara teoritic tertulisnya lho…
Setelah selesai di pack dan dipasang di sepeda tetapi di buat boncengan dulu untuk naruh ni batteri. Ikat pakai karet ban dulu biar gak jatuh pas jalan. Mau njalankan gak bisa lha belu di kasih pengontrol kecepatannya (twist control atau handel gas lah namanya). Beli yang biasa digunakan betri ajalah murah meriah mesti digenggam gak enak apalagi saat menggunakan pedal kan sepedanya MTB otomatis beban ditangan besar.
Saatnya test drive sepeda rakitan listrik ini, kesan pertama adalah wow berat amat ni kemudianya. Sebab roda depan terbebani adanya motor listrik tasdi dan traksi yang dihsilkan oleh mostor listrik tersebut. Jujur saja bru kali ini naik kendaran roda dua dengan penggerak roda depan ternyata sussahnya poooool. Lebih mudah nyetir kerbau di sawah. Hal yang mencewakan hanyalah soal kemudi tiu saja sebab aku gak pernah memeperlaji system kendali pada kendaraan roda dapadahal tek serumit roda 4 atau truck trailer tapi gak tahu ya gimana lagi. Tujuan membuatnya kan adalah kecepatan dan kulitas di jalananan. Ya udah langsung test drive aja.
Awalnya test drive dilakukan di jalan jalan kampong, dan Wow…. Akselerasinya sangat cepat sekali, dan jalan kampong tidak memungkinkan, maka test drive berpindah ke jalan raya, tepatna ajalan Adi Sucipto yang akan menuju bandara. Awalnya di pedal dulu aja samapai kecepatan 20km/jam biar gak keliatan klo listrik. Setalah mendapatkan ajalan yang longgar langsung tarik twist gas secara penuh utnuk merasakan akselerasinya dalam waktu kurang dari 3 detik sudah samapai kecepatan 60Km/jam (sepeda motor pun kalah klo gini) masih kurang puas tambahkan kecepatan lagi hingga kecepatan mencapai 67Km/Jam.
Hal tak terduga pun muntcul. Ternyata bisa terjadi putaran kritis denga ring 26” pada kecepatan ini getaran tinggi dan tidak bisa dikendalikan sepeda velg yang oleng beberapa mili jadi sangat kerasa tiap putarn puran roda. Merasa berbahaya pada kecepatan ini, maka memutuskan untuk mengurangi kecepatan dankembali ke markan untuk melakan pembenahan. Di saat perjalanan kembali pun ingin mencoba melewati putran kritis tersbut dengan cara dibantu kayuhan kaki. Saat mencapai kecepatan 67Km/Jam tambahkan kayuhan kaki dengan redusi gear yang paling over drive untuk melewati 67Km.Jam tersbut did apt kecepatan stabil kembali pada kecepatan 82Km/Jam. Dengan kecepatan seperti itu dah kategori ngebut dijalan serame depan plasa ambarukmo.
INFO TERKAIT:
SUPPORTED BY: